Abdul Hamid: Posting yang Penting, Bukan yang Penting Posting

Abdul Hamid relawan Mafindo Bandung

Di tengah riuh Car Free Day Dago, Minggu pagi itu (31/3/2019) 15 urang Bandung ngariung untuk bersama-sama mengucapkan Deklarasi Mafindo. Deklarasi yang sekaligus menandai pembentukan Mafindo Bandung Raya.

Dan di sanalah Abdul Hamid, menjadi salah satu relawan Mafindo Bandung generasi pertama yang sama-sama berjanji untuk memerangi hoaks dan menggalakkan literasi. Menjadi corong dan pendorong agar warga Bandung tak lagi percaya berita bohong.


Ada Sejak Hari Pertama

Abdul Hamid (63), bukanlah relawan “kemarin sore”. Ia sudah berkontribusi langsung mengentaskan hoaks jauh sebelum Mafindo Bandung terbentuk. Sama seperti Aribowo Sasmito, Abdul Hamid juga sudah lebih dulu aktif di Forum Facebook FAFHH (Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax).

“Sebelum ada Mafindo Bandung, saya sudah bergabung di grup Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoaks. Maka ketika ada tawaran Mafindo di grup Netizen PRFM, tahun 2019 saya bergabung dengan Mafindo Bandung,” ungkap Abdul Hamid dalam wawancaranya dengan Hadi Purnama, Korwil Mafindo Bandung.

Ketika ditanya apa motivasinya bergabung dengan Mafindo, Abdul Hamid bercerita bahwa kontribusinya di Mafindo adalah sebentuk ibadah. Sebentuk kebaikan dengan tidak memfitnah dan tidak ikutan-ikutan menyebarkan fitnah, bahkan kalau bisa menghentikan fitnah.

Selain itu, Mafindo bagi Abdul Hamid adalah ruang persahabatan. Tempatnya bisa bertemu dan bergerak bersama kawan-kawan yang memiliki visi dan misi sejalan. Di Mafindo pula, ia mengaku mendapat ilmu dan pengalaman baru.


Kecermatan Nalar dalam Menghadapi Hoaks

Dalam keseharian, Abdul Hamid berprofesi sebagai dosen di Fakultas Sastra Unpad dan peneliti di Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda Unpad. Sebagai pendidik sekaligus relawan, tentu ia sangat peduli terhadap hoak-hoaks yang beredar.

Menurutnya, ada beberapa cara untuk mengatasi hoaks. Pertama dan yang utama adalah kecermatan nalar. Sebab dengan nalar yang cermat, pikiran kita akan lebih jernih saat menghadapi setiap informasi apa pun. Nalar yang cermat juga membuat kita lebih bijak dan tidak langsung tersulut emosi. Kedua, carilah referensi yang valid. Bisa dari sumber-sumber primer seperti jurnal ilmiah, buku, atau bacaan populer. Bila terkait agama, carilah referensi dari sumber paling valid yaitu kitab suci.

Posting yang penting,
bukan yang penting posting.
Abdul Hamid – Relawan Mafindo
Tweet

Terkait Mafindo, ia berharap hoaks-hoaks yang beredar agar secepatnya diklarifikasi, baik itu hoaks lokal, regional, nasional, maupun hoaks internasional. Bila perlu, tak usah menunggu berhari-hari atau sampai berbulan-bulan agar mis/disinformasi dapat segera dipadamkan.


Kerja-kerja kerelawanan memang tidaklah sebentar. Begitu juga kiprah Abdul Hamid di Mafindo. Ia ada sejak hari pertama dan akan terus bergerak demi Bandung dan Indonesia bebas hoaks. (Hadi Purnama/eL)

Kisah Lainnya

Dewi Sartika Sari

Dewi Sartika Sari, Teguh Memihak pada Kebenaran

Iyud Dwi Mursito, relawan Mafindo Bengkulu

Iyud Dwi Mursito: Bergerak untuk Kecakapan Digital Para Lansia dan Pemilih Pemula

Roesda Leikawa, si Pemadam Api Hoaks dari Maluku

Tinggalkan komentar