Hadi Purnama, Menggerakkan Relawan dan Mewariskan Tradisi Baik

Hadi Purnama Korwil Mafindo Bandung

Hadi Purnama mula-mula merasa ragu ketika diminta untuk menjadi Koordinator Wilayah Mafindo Bandung pada tahun 2018 silam. Bukan karena ia tidak peduli terhadap bahaya hoaks atau enggan berkontribusi, melainkan karena merasa masih baru di ranah aktivis literasi digital, juga karena ada beberapa relawan lain yang sudah cukup lama berkiprah di Mafindo dan dirasanya cocok untuk menjadi korwil.

Namun, Hadi yang sehari-hari berprofesi sebagai dosen di Prodi Digital PR Telkom University ini sadar betul bahwa hal-hal baik bisa dimulai oleh siapa pun. Keraguan Hadi juga pupus saat melihat situasi sosial politik Indonesia yang saat itu mulai memanas, terutama di Jakarta.

Memang, menjelang Pemilu 2019, Jawa Barat menjadi salah satu dari 12 provinsi yang paling rawan penyebaran hoaks serta ujaran kebencian (Bawaslu, 2018). Karena urgensinya, Hadi kemudian bersedia menjadi korwil dan resmi menjabat sebagai Koordinator Wilayah Mafindo Bandung periode 2019-2022 bersamaan dengan deklarasi Mafindo Bandung Raya pada 31 Maret 2019.


Menjadi Koordinator Wilayah Bandung Pertama

Saat resmi dilantik sebagai korwil, hal pertama yang dilakukan Hadi adalah mengumpulkan relawan-relawan Mafindo di Bandung Raya dan meminta dukungan mereka untuk aktif di kepengurusan.

Relawan Mafindo sendiri berasal dari berbagai latar belakang profesi dan tingkatan usia. Ada yang berpfrofesi sebagai dosen, mahasiswa, pelajar, ibu rumah tangga, guru, pengusaha UMKM, seniman, dan sebagainya. Begitu pula dengan usia, ada relawan yang berusia di awal 20-an hingga relawan usia 60-an. Latar belakang relawan yang hetero dinilai Hadi sebagai kelebihan sehingga edukasi literasi digital dapat menjangkau seluruh kalangan.

Selanjutnya, Hadi, para pengurus, dan relawan Mafindo mulai melaksanakan program-program Mafindo seperti Tular Nalar (TN) serta merancang program-program untuk Mafindo Bandung.

Salah satu program yang cukup inovatif adalah menerbitkan e-magazine Mafindo Bandung. Majalah daring ini, seperti kata Hadi dalam pengantarnya, diharapkan dapat mengakomodasi keterbatasan media yang selama ini digunakan. Dengan format majalah, edukasi kecakapan digital dan berita kegiatan bisa disampaikan dengan lebih lengkap jika dibandingkan dengan disampaikan melalui media sosial. Selain itu, karena formatnya e-magazine yang bisa diunduh dan disimpan, informasi dapat dibaca bahkan pada saat tidak ada jaringan internet.

Sebagai koordinator wilayah pertama, tugas dan tanggung jawab Hadi memang tidak mudah. Namun, ia mengakui bahwa tantangannya saat menjadi motor penggerak organisasi banyak terbantu oleh militansi para relawannya.

“Saya memperhatikan, para relawan sebelumnya sangat militan. Mereka bisa mengorbankan banyak hal. Tak hanya waktu, tenaga, dan pikiran, tetapi juga materi. Misalnya, mereka membuat produk merchandise untuk dijual saat acara berlangsung. Dana yang terkumpul lalu digunakan untuk mendanai kegiatan berikutnya ,” kenang Hari.

Posting yang penting,
bukan yang penting posting!
Abdul Hamid – Relawan Mafindo Bandung
Tweet

Mafindo Bandung, Bergerak dari Jalan ke Jalan, dari Sekolah ke Sekolah, dari Kampus ke Kampus

Salah satu hal yang menjadi ciri khas pergerakan relawan Mafindo adalah program-program yang dirancang sesuai dengan daerah masing-masing. Mafindo Maluku misalnya, karena kepulauan ini memiliki riwayat konflik, maka selain melakukan sosialisasi dan edukasi literasi digital, mereka juga bergerak cepat dalam melakukan klarifikasi fakta.

Mafindo Bandung sendiri kerap kali melakukan kegiatan-kegiatan edukasi dan sosialisasi kecakapan digital saat Car Free Day atau CFD di kawasan Jalan Ir H. Djuanda, Dago. Pemilihan lokasi ini dinilai strategis karena selain dapat menyasar banyak orang, juga dapat menyasar masyarakat dari berbagai lapisan.

Mafindo Bandung juga menggagas program “Mafindo Goes to Campus” dan “Mafindo Goes to School”, kegiatan berkeliling dari sekolah ke sekolah dan dari kampus ke kampus untuk melakukan edukasi dan sosialisasi kecakapan literasi digital. Program ini kemudian diadaptasi oleh wilayah-wilayah lainnya.

Tak hanya itu, Mafindo Bandung juga melakukan edukasi terkait hoaks kepada para lansia melalui program “Tular Nalar”.


Mewariskan Tradisi Baik

Setelah periode kepengurusannya berakhir pada tahun 2022 lalu, posisi korwil diestafetkan kepada Roni Mulyana, relawan Mafindo yang juga berprofesi sebagai dosen. Inilah yang disebut Hadi sebagai “mewariskan tradisi baik”.

Saya ingin mewariskan tradisi baik yaitu untuk koordinator wilayah cukup satu periode, supaya ada regenerasi.

Masih dalam konteks mewariskan tradisi baik, Hadi berharap kegiatan-kegiatan seperti “Mafindo Goes to Campus”, “Mafindo Goes to School”, dan kegiatan literasi digital terus dilanjutkan oleh generasi kepengurusan berikutnya. Hadi juga berharap agar Mafindo wilayah diberi kebebasan untuk mengembangkan program kewilayahan yang berbasis lokalitas agar program yang ada lebih tepat sasaran.


Masa bakti Hadi sebagai koordinator wilayah telah genap tiga tahun. Telah banyak kegiatan-kegiatan kerelawanan yang ia gerakan, pun ia dan para relawan Mafindo Bandung telah banyak melaksanakan berbagai program. Kebaikan-kebaikan yang akan terus diwariskan. (eL)

Hadi Purnama, Pengurus Mafindo, Relawan Mafindo

Kisah Lainnya

Dewi Sartika Sari

Dewi Sartika Sari, Teguh Memihak pada Kebenaran

Abdul Hamid relawan Mafindo Bandung

Abdul Hamid: Posting yang Penting, Bukan yang Penting Posting

Menyulap Pembuat Berita Dusta Jadi Relawan Pejuang Fakta

Menyulap Pembuat Berita Dusta Jadi Relawan Pejuang Fakta

Tinggalkan komentar